Reporter : Joel Joko
blokBojonegoro.com - Sehari kemarin dua warga Bojonegoro dikabarkan tewas gantung diri. Ironisnya warga yang nekad gantung diri sudah lanjut usia. Pertama adalah Surodamin (80) warga Dusun Krajan Desa Deling Kecamatan Sekar dan sore hari, Sae (60) warga Desa Ngrancang RT04/RW01 Kecamatan Tambakrejo.
Sehingga total warga gantung diri sejak Januari hingga Oktober 2016 ini di Kabupaten Bojonegoro tercatat ada 16 orang. Rata-rata mereka yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis itu karena sakit dan frustasi.
Data dari Polres Bojonegoro menyebutkan, 16 kasus korban gantung diri itu tersebar di beberapa kecamatan di Bojonegoro seperti Kecamatan Kanor, Kedungadem, Kapas, Gondang dan Ngraho. Di Kecamatan Kanor misalnya ada dua kejadian gantung diri yang disebabkan frustasi karena tekanan ekonomi.
"Di Kecamatan Kapas ada korban yang frustasi karena penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh," ujar Kasubag Humas Polres Bojonegoro, AKP Suyono.
Selain itu, kasus gantung diri menonjol lainnya terjadi di Kecamatan Ngraho. Di situ ada empat orang yang tewas gantung diri. Penyebabnya pun sama karena terbentur ekonomi dan frustasi.
"Rata-rata yang melakukan hal itu dari kalangan warga miskin. Usianya mulai muda hingga tua, tapi kebanyakan orang tua," tandasnya.
Banyaknya kasus bunuh diri tersebut mengindikasikan bahwa kondisi sosial (psikologi sosial), kesehatan dan kesadaran masyarakat Bojonegoro rendah. Warga miskin perlu mendapatkan perhatian dari aparatur pemerintah terkait masalah-masalah yang dihadapi. Sehingga kasus bunuh diri dapat berkurang, bahkan kalau bisa tidak ada lagi.[oel/ito]
blokBojonegoro.com - Sehari kemarin dua warga Bojonegoro dikabarkan tewas gantung diri. Ironisnya warga yang nekad gantung diri sudah lanjut usia. Pertama adalah Surodamin (80) warga Dusun Krajan Desa Deling Kecamatan Sekar dan sore hari, Sae (60) warga Desa Ngrancang RT04/RW01 Kecamatan Tambakrejo.
Sehingga total warga gantung diri sejak Januari hingga Oktober 2016 ini di Kabupaten Bojonegoro tercatat ada 16 orang. Rata-rata mereka yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis itu karena sakit dan frustasi.
Data dari Polres Bojonegoro menyebutkan, 16 kasus korban gantung diri itu tersebar di beberapa kecamatan di Bojonegoro seperti Kecamatan Kanor, Kedungadem, Kapas, Gondang dan Ngraho. Di Kecamatan Kanor misalnya ada dua kejadian gantung diri yang disebabkan frustasi karena tekanan ekonomi.
"Di Kecamatan Kapas ada korban yang frustasi karena penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh," ujar Kasubag Humas Polres Bojonegoro, AKP Suyono.
Selain itu, kasus gantung diri menonjol lainnya terjadi di Kecamatan Ngraho. Di situ ada empat orang yang tewas gantung diri. Penyebabnya pun sama karena terbentur ekonomi dan frustasi.
"Rata-rata yang melakukan hal itu dari kalangan warga miskin. Usianya mulai muda hingga tua, tapi kebanyakan orang tua," tandasnya.
Banyaknya kasus bunuh diri tersebut mengindikasikan bahwa kondisi sosial (psikologi sosial), kesehatan dan kesadaran masyarakat Bojonegoro rendah. Warga miskin perlu mendapatkan perhatian dari aparatur pemerintah terkait masalah-masalah yang dihadapi. Sehingga kasus bunuh diri dapat berkurang, bahkan kalau bisa tidak ada lagi.[oel/ito]
0 Comments