Reporter: M. Yazid
blokBojonegoro.com - Beberapa desa sebelah utara Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro setiap tahunnya menjadi langganan bencana banjir. Sehingga jalan desa di daerah tersebut serentak akan ditinggikan, sekaligus difungsikan sebagai tanggul agar air Bengawan Solo tidak meluap.
Hal itu dibahas dalam acara singkronisasi penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan infrastruktur desa (pengendalian banjir) di Balai Desa Pilanggede, Selasa (24/1/2017). Selain dihadiri Camat Balen, Djuana Poerwiyanto, hadir pula perwakilan Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bojonegoro.
Selain itu juga diikuti kepala desa dan perangkat desa yang berada di bantaran Bengawan Solo seperti Desa Mulyoagung, Mulyorejo, Sekaran, Sarirejo, Pilanggede, Lengkong, Kedongbondo, Kedungdowo dan sekretaris desa se-Kecamatan Balen.
Camat Balen, Djuana Poerwiyanto menceritakan, banyak usulan dari masyarakat terkait problem banjir. Sebenarnya saat Bengawan solo masuk Siaga I tidak ada cela masuk yang merendam infrasturktur, pertanian, rumah dan yang lainnya. Tapi jika memasuki siaga III, air Bengawan Solo dipastikan meluap dan merendam ratusan hektare lahan pertanian.
"Di tahun 2017 menggunakan APBDes, desa di tepian Bengawan Solo jalannya akan ditinggikan sehingga tahun 2018 dilakukan penguatan komitmen singkronisasi bersama," jelasnya.
Rencananya desa yang jalannya ditinggikan di antaranya Desa Mulyoagung, Mulyorejo, Sarirejo dan Sekaran, total jalan keseluruhan sekitar 15 kilometer. Harapannya apabila air Bengawan Solo tinggi, tidak bisa masuk melintas jalan. Apabila ada air kiriman dari selatan, air tersebut dapat dikeluarkan melelui pompa pintu pengendalian air di Bengawan Solo yang ada di Desa Pilanggede.
"Karena setiap terjadi banjir, berdampak pada pertanian, infrastruktur, perkonomian terganggu dan pendidikan juga terhenti. Sehingga dengan singkronisasi peninggian jalan, banjir dapat ditanggulangi," ujarnya. [zid/lis]
blokBojonegoro.com - Beberapa desa sebelah utara Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro setiap tahunnya menjadi langganan bencana banjir. Sehingga jalan desa di daerah tersebut serentak akan ditinggikan, sekaligus difungsikan sebagai tanggul agar air Bengawan Solo tidak meluap.
Hal itu dibahas dalam acara singkronisasi penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan infrastruktur desa (pengendalian banjir) di Balai Desa Pilanggede, Selasa (24/1/2017). Selain dihadiri Camat Balen, Djuana Poerwiyanto, hadir pula perwakilan Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bojonegoro.
Selain itu juga diikuti kepala desa dan perangkat desa yang berada di bantaran Bengawan Solo seperti Desa Mulyoagung, Mulyorejo, Sekaran, Sarirejo, Pilanggede, Lengkong, Kedongbondo, Kedungdowo dan sekretaris desa se-Kecamatan Balen.
Camat Balen, Djuana Poerwiyanto menceritakan, banyak usulan dari masyarakat terkait problem banjir. Sebenarnya saat Bengawan solo masuk Siaga I tidak ada cela masuk yang merendam infrasturktur, pertanian, rumah dan yang lainnya. Tapi jika memasuki siaga III, air Bengawan Solo dipastikan meluap dan merendam ratusan hektare lahan pertanian.
"Di tahun 2017 menggunakan APBDes, desa di tepian Bengawan Solo jalannya akan ditinggikan sehingga tahun 2018 dilakukan penguatan komitmen singkronisasi bersama," jelasnya.
Rencananya desa yang jalannya ditinggikan di antaranya Desa Mulyoagung, Mulyorejo, Sarirejo dan Sekaran, total jalan keseluruhan sekitar 15 kilometer. Harapannya apabila air Bengawan Solo tinggi, tidak bisa masuk melintas jalan. Apabila ada air kiriman dari selatan, air tersebut dapat dikeluarkan melelui pompa pintu pengendalian air di Bengawan Solo yang ada di Desa Pilanggede.
"Karena setiap terjadi banjir, berdampak pada pertanian, infrastruktur, perkonomian terganggu dan pendidikan juga terhenti. Sehingga dengan singkronisasi peninggian jalan, banjir dapat ditanggulangi," ujarnya. [zid/lis]
0 Comments