Reporter: M. Yazid
blokBojonegoro.com - Game terbaru yang sedang booming dibanyak kalangan perlu diantisipasi semuanya. Sehingga Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaefullah Yusuf menghimbau kepada guru dan orang untuk mendampingi anaknya saat bermain game animasi tersebut.
Hal itu Gus Ipul sapaan akrabnya, usai menghadiri halal bi halal dan workshop kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah se-Kabupaten Bojonegoro di Gedung Islamic Center Bojonegoro, Minggu (17/7/2016). "Pokemon Go, kemajuan teknologi tidak bisa dihindari, bagaimana diarahkan ke yang positif," jelas Gus Ipul.
Diungkapkan, permainan Pokemon Go seperti berburu, tetapi jangan berburu di jalan dan jangan sampai itu tidak produktif. Sehingga memang diletakkan ditempat yang tepat, lebih-lebih ini dijadikan proses pendidikan.
Kalau zaman dulu seperti mencari jejak, tetapi sekarang bedanya menggunakan teknologi. "Antisipasi merusak pelajar, pendampingan guru dan orang tua menjadi penting," ungkapnya.
Selain itu pula perlu diarahkan, kalau tidak diarahkan, bisa menjadi tidak karu-karuan. Serta diletakkan pada tempat yang tepat dan ia mengharapkan mudah-mudahan ini menjadi fenomena sesaat saja. Tapi sebenarnya syukur-syukur, perminan seperti Pokemon Go itu menggunakan simbul tradisi seperti Gatot Koco dan yang lainnya.
"Sama seperti mencari jejak, tapi menggunakan teknologi. Jangan sampai mencari jejak yang tidak benar. Mencari masjid bagus, tapi mencari tempat dugem tidak bagus," pungkasnya sembari mewanti-wanti dan tersenyum.[zid/ito]
blokBojonegoro.com - Game terbaru yang sedang booming dibanyak kalangan perlu diantisipasi semuanya. Sehingga Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaefullah Yusuf menghimbau kepada guru dan orang untuk mendampingi anaknya saat bermain game animasi tersebut.
Hal itu Gus Ipul sapaan akrabnya, usai menghadiri halal bi halal dan workshop kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah se-Kabupaten Bojonegoro di Gedung Islamic Center Bojonegoro, Minggu (17/7/2016). "Pokemon Go, kemajuan teknologi tidak bisa dihindari, bagaimana diarahkan ke yang positif," jelas Gus Ipul.
Diungkapkan, permainan Pokemon Go seperti berburu, tetapi jangan berburu di jalan dan jangan sampai itu tidak produktif. Sehingga memang diletakkan ditempat yang tepat, lebih-lebih ini dijadikan proses pendidikan.
Kalau zaman dulu seperti mencari jejak, tetapi sekarang bedanya menggunakan teknologi. "Antisipasi merusak pelajar, pendampingan guru dan orang tua menjadi penting," ungkapnya.
Selain itu pula perlu diarahkan, kalau tidak diarahkan, bisa menjadi tidak karu-karuan. Serta diletakkan pada tempat yang tepat dan ia mengharapkan mudah-mudahan ini menjadi fenomena sesaat saja. Tapi sebenarnya syukur-syukur, perminan seperti Pokemon Go itu menggunakan simbul tradisi seperti Gatot Koco dan yang lainnya.
"Sama seperti mencari jejak, tapi menggunakan teknologi. Jangan sampai mencari jejak yang tidak benar. Mencari masjid bagus, tapi mencari tempat dugem tidak bagus," pungkasnya sembari mewanti-wanti dan tersenyum.[zid/ito]
0 Comments