Happy Hello Kitty Kaoani

Tidak Diizinkan Klik Kanan Untuk Copy Paste !!!

Sabtu, 24 September 2016

Banyak Lahan Pertanian di Kedungadem Dibiarkan Mangkrak

Jumat, 23 September 2016 23:00:00 Banyak Lahan Pertanian di Kedungadem Dibiarkan Mangkrak
Reporter: Maratus Shofifah

blokBojonegoro.com - Saat musim kemarau, banyak petani di wilayah Kecamatan Kedungadem memilih membiarkan lahan pertaniannya mangkrak tak ditanami (Bero), lantaran kondisi tanah yang kering dan sulitnya mencari air untuk kebutuhan irigasi. Disamping itu lahan di sekitar kecamatan tersebut merupakan sawah tadah hujan.

Seperti yang terjadi di Desa Tlogoagung, Megale, Kehopkidul. Banyak lahan pertanian yang dibiarkan bero atau tak digarap. Salah satu warga asal Desa Tlogoagung, Purnomo mengatakan, lahan produktif yang biasanya ditanami padi saat musim penghujan, saat ini kondisinya dibiarkan mangkrak. Kondisi tanah kering kerontang dan merekah karena tidak adanya air.

"Mau dapat air dari mana, selama ini lahan pertanian di sekitar sini mengandalkan tadah hujan," ungkapnya.

Dia menuturkan, biasanya sejumlah petani akan membiarkan lahannya bero hingga 4 bulan ke depan sambil menanti musim penghujan datang. Ketika musim hujan mereka baru akan mulai menanam. Sedangkan musim kemarau basah beberapa waktu lalu dimantaatkan oleh sebagian petani menanam beberapa jenis tanaman palawija. "Kalau saat ini sama sekali tidak turun hujan jadi sudah tidak bisa menggarap," ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Kedungadem, Mahmudi, membenarkan jika saat ini ada banyak lahan pertanian yang dibiarkan bero di Kecamatan Kedungadem, hal itu dikarenakan 95 persen lahan pertanian di kecamatan yang terkenal dengan sentra bawang merahnya itu adalah tadah hujan.
"Kalau tidak ada hujan seperti ini petani juga kesusahan mendapatkan air," ujarnya kepada blokBojonegoro.com. [ifa/mu]
Comments
0 Comments
1458674257781522/' property='fb:admins'/>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar