Happy Hello Kitty Kaoani

Tidak Diizinkan Klik Kanan Untuk Copy Paste !!!

Kamis, 05 Mei 2016

Kisah Sulari, Hidup Miskin di Tengah Kota Minyak

Kamis, 05 Mei 2016 14:00:08Kisah Sulari, Hidup Miskin di Tengah Kota Minyak
Reporter : Joel Joko
blokBojonegoro.com - Masa tua harusnya menjadi masa-masa bahagia. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Sulari (72) warga RT04/RW05 Gang Caraka VII, Kelurahan Ledok Kulon. Di usia senja dia justru masih banting tulang mencari uang untuk istri dan anaknya.

Anak-anak Sulari tinggal di Kalimantan dan Madura. Mereka jarang mengunjungi orang tua karena sudah memiliki keluarga sendiri. Dari lima anaknya dua di antaranya sudah meninggal. Anak yang tinggal bersamanya, Slamet (19) tapi mengalami depresi. Perjuangan merawat anak-anak bungsunya cukup besar, karena istrinya Sumarah (57) justru meninggalkan dia dan memilih pulang kampung di Dusun Pepe, Desa Nganti, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro.

Sulari kini hanya bisa pasrah tinggal di rumah petak jauh dari kata layak. Padahal, rumah tetangga kanan-kiri tinggi menjulang dengan atap genteng dan dinding tembok. Sementara rumah Sulari sangat reyot, dinding papan dan atap jebol.

Sejak tahun 1976 dia tinggal di rumah itu bersama istri dan anak-anaknya. Kebahagiaan keluarga ini berubah  setelah dua darah dagingnya meninggal dan dua lainnya merantau. Sedangkan anak bungsunya mendadak stres sejak setahun lalu. Melihat kondisi ini, istrinya Sumirah bukannya setia menemani hari-hari di rumah reyot tapi malah pergi pulang kampung.

Siapapun melihat kondisi Sulari akan trenyuh. Betapa tidak, ingin masuk ke dalam rumahnya harus melewati pintu rumah hanya setinggi leher orang dewasa. Dengan menunduk, reporter blokBojonegoro.com disilahkan duduk di kursi lipat lusuh yang ada di pojokan ruangan tanpa ubin.

"Beginilah rumah saya, maaf ya kotor," ucap Sulari.

Sosok tua itu lalu menceritakan bagaiman masih bertahan dengan semangat yang tak pernah padam. Lantaran masih punya tanggungan anak, pekerjaan sebagai abang becak dan pemulung dilakoni untuk bertahan hidup. Anehnya, keluarga ini jauh dari sentuhan pemerintah daerah setempat. Selama ini mereka tidak pernah dapat raskin, jamkesmas atau jamkesda maupun bantuan pemerintah lainnya. Beberapa warga yang tahu kondisinya akhirnya mulai mengulurkan tangan.

"Selama bisa kerja, saya nggak mau ngemis," tuturnya.

Kilas potret kemiskinan Sulari diharapkan mengetuk pemerintah. Seharusnya ia bisa istirahat di rumah menghabiskan sisa usianya dalam indahnya kebersamaan. Tapi apa mau dikata, tindihan beban ekonomi memaksa dia harus berjuang keras untuk mendapat sesuap nasi.

Sementar itu, Ketua RT setempat, Edy Budiono mengakui kondisi keluarga Sulari. Beberapa kali dia diusulkan mendapat bantuan tapi belum ada tembusan. Di lingkungan RT04 ada dua orang mendapat raskin, padahal kondisi keluarga Sulari lebih parah. Mengenai anaknya yang stres, sudah pernah akan dititipkan ke Pondok Ceweng tetapi terkendala biaya.

Untuk anak tersayang, dia harus rela menghabiskan masa tua dalam perjuangan panjang yang melelahkan. Mengadu nasib dalam onggokan sampah yang terbuang. Namun siapa yang peduli dan mengasihani. Walaupun ada tapi tak merubah keadaan. Dia tetap harus menguras segenap tenaga yang tersisa demi mempertahankan hidup.[oel/ito]
Comments
0 Comments
1458674257781522/' property='fb:admins'/>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar