Rabu, 07 Maret 2018 10:40:00
Reporter: -
ruditorosetiawan.com - Senyuman mengandung berjuta arti. Tidak semua senyuman mengekspresikan kehangatan dan kegembiraan.
Riset dari University of Wisconsin-Madison , Amerika Serikat,
mengungkapkan, tubuh manusia cenderung bereaksi berbeda terhadap
senyuman.
Reaksi tersebut tergantung pada pesan yang ingin disampaikan oleh
senyuman. Mereka lantas menetapkan tiga jenis senyuman berdasarkan
tujuannya.
Jenis pertama adalah senyuman 'dominasi' yang digunakan untuk menyampaikan status.
Jenis berikutnya adalah senyum 'afiliasi' untuk mengomunikasikan sebuah
ikatan dan menunjukkan bahwa orang yang ada di hadapan bukanlah
ancaman.
Jenis terakhir adalah senyum 'penghargaan' yang bisa berupa senyum
berseri untuk seseorang guna memberi tahu dia telah membuat kita
berbahagia.
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan halus dalam ekspresi
wajah saat seseorang berbicara kepada kita secara mendasar dan dapat
mengubah pengalaman, dan cara mereka menilai kita," kata Jared Martin
selaku pemimpin riset.
Dalam riset tersebut, periset mencoba membuat mahasiswa lelaki merasa
stres dengan memberi mereka minuman beralkohol yang disajikan dalam
ukuran kecil, ditambah tugas pidato mendadak, yang dinilai melalui
webcam oleh sesama mahasiswa.
Periset juga menilai tingkat detak jantung dan kortisol atau hormon stres peserta riset tersebut.
"Jika mereka menerima senyuman dominasi, yang akan mereka anggap
negatif dan kritis, mereka merasa lebih stres, kortisol mereka naik dan
terjaga lebih lama setelah melakukan pidato," kata Paula Niedenthal,
salah satu peneliti dalam riset.
"Jika mereka menerima seyuman penghargaan, mereka menganggapnya sebagai
penerimaan, dan hal itu membuat mereka tidak merasa stres dan tubuh
mereka tidak menghasilkan banyak hormon kortisol," tambah Paula
Niedenthal.
Peserta dengan perubahan tingkat detak jantung tinggi telah menunjukkan
reaksi fisiologis yang lebih kuat terhadap senyuman yang berbeda.
Perlu kita ketahui bahwa perubahan tersebut tidak bersifat bawaan dan tak bisa diubah.
Namun, menurut Jared Martin, kelainan tertentu seperti obesitas,
penyakit kardiovaskular, kegelisahan, dan depresi dapat mengakibatkan
perubahan denyut jantung.
Inilah yang membuat periset menemukan kesulitan untuk mengenali reaksi
fisiologis untuk mengenali dan bereaksi terhadap sinyal sosial seperti
reaksi terhadap jenis senyuman.
*Sumber: kompas.com