Oleh: Siti Mila Nunuk T
Bagi penikmat buku islami tampaknya buku "Keajaiban Terapi dengan
Sedekah" patut dibaca. Dalam sinopsis bukunya, Abdullah Al-Mukhlish dkk
memaparkan tentang kepasrahan kepada Allah jika manusia diuji dengan
penyakit. Baik itu sakit fisik seperti kanker, dan kelumpuhan, dan
penyakit-penyakit fisik lainnya, baik stadium berat maupun ringan.
“ Sabarlah dan berharaplah pada keridhoan allah, sebab dunia ini tempat
ujian. Barang siapa diuji maka ujian ini pertanda kecintaan allah
ta’ala kepadanya. Sebab, Allah ta’ala tidak menguji kecuali orang yang
di cintai-Nya. Jika allah ta’ala menghendaki kebaikan pada seseorang,
maka allah ta’ala mengujinya. Allah ta’ala menguji hamba-Nya untuk
menghapus kesalahan-kesalahannya dan meninggikan derajatnya.
Kami memohon kepada allah ta’ala agar menjadikan usaha ini sebagai
usaha yang ikhlas dan di terima di sisi-Nya, serta bermanfaat bagi
saudara-saudara kami sesama kaum muslim, mengharamkan neraka bagi kita
dengannya, dan memasukkan kita ke surga dengannya sesama orang-orang
berbakti," tulisnya.
Buku yang berjudul Keajaiban Terapi dengan Sedekah ini juga menukil
hadits diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu anhu yang
berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam ber-sabda, “ obati
pasien-pasien kalian dengan sedekah.” ( Hadits ini dianggap hasan oleh
Al-Albani di Shahih Al-Jami’, Hadits nomer 3358 ) sebagai penguat terapi
yang dipaparkan di dalam buku. Serta beberapa hadist lain di antaranya
memiliki arti:
"Ujian seseorang itu terjadi pada keluarga, harta, diri, anak, dan
tetangganya. Ujian tersebut bisa dihapus oleh puasa, shalat, sedekah,
amar ma’ruf dan nahi anil munkar.(Diriwayatkan Al-Bukhari, hadits nomer
1435 dan muslim hadits nomer 144).
Sesuai judulnya di dalam buku mungil ini banyak dijabarkan pengaruh
mengagumkan sedekah untuk menolak berbagai ujian, kendati pelaku sedekah
tersebut adalah orang jahat, atau orang dzalim, atau orang kafir
sekalipun. Allah menolak (Menghilangkan) ujian darinya melalui sedekah.
Ini bukan rahasia umum bagi manusia, baik orang awam atau kalangan
terpelajar. Semua manusia diatas bumi mengakui hal ini karena mereka
telah mengalaminya.
Ibnu Al-Qayyim rahimahullah berkata di Zaad Al-Ma’ad 4/10-11, ada
jenis obat yang dapat menyembuhkan sejumlah penyakit dan jenis obat ini
tidak dapat dicerna otak dokter-dokter senior dan tidak bisa di jangkau
ilmu, pengalaman dan parameter mereka. Yaitu obat hati dan spiritual,
kekuatan hati ketergantungan hati kepada Allah, tawakkal kepada-Nya,
menghadap kepada-Nya, menjatuhkan diri di hadapan-Nya, merendahkan diri
kepada-Nya, sedekah, doa, taubat, istighfar, berbuat baik kepada orang
lain, menolong orang yang membutuhkan, dan menghilangkan kesulitan orang
yang berada dalam kesulitan. Obat-obat ini sudah dicoba dan dibuktikan
oleh manusia dari beragam agama dan aliran.
Uniknya, penulis juga menjelaskan meski dengan Sedekah perlu ikhtiyar
tambahan agar proses penyembuhan cepat reaksinya dan lebih besar
manfaatnya yakni dengan ruqyah syar’iyyah. Penyembuhan dengan ruqyah
syar’iyyah dan sedekah tergolong penyembuhan (terapi) paling efektif
untuk mendatangkan manfaat (Kesembuhan). Bagaimana diketahui,
penyembuhan dengan dua obat yang sesuai itu jauh lebih besar manfaatnya
ketimbang dengan satu obat. Begitu juga penyembuhan dengan beragam obat
syar’iyyah , misalnya ruqyah, sedekah, istighfar, doa dan lain-lain. Itu
jauh lebih besar manfaatnya dari pada penyembuhan dengan dua obat.
Begitulah!
Jika seseorang semakin banyak menggunakan (Mengomsumsi) oabt-obat
syar’iyyah, misalnya dengan doa, sedekah, istighfar, taubat, membaca
Al-Qur’an, dzikir, dan lain sebagainya, maka kesembuhan dirinya lebih
sempurnadan besar dengan kehendak Allah ta’ala. Banyak orang yang sedang
diobati dengan ruqyah syar’iyyah, tetapi ia juga bersedekah dengan niat
mencari kesembuhan, lalu allah ta’ala memberinya kesembuhan. Kesembuhan
dirinya lebih cepat ketimbang kesembuhan orang yang mencari penyembuhan
dengan ruqyah tapi tidak bersedekah.
Namun, bersedekah tidak hanya sekadar bersedekah tapi juga harus
dipastikan dengan harta halal. Sebab, Allah ta’ala itu baik dan tidak
menerima kecuali sesuatu yang baik.
Sepeti disebutkan dihadits shahih, Allah berfirman yang artinya: “ Hai
orang-orang yang beriman berinfaklah dengan sebagian dari hasil usaha
kalian yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari
bumi untuk kaliandan janganlah kalian memilih yang buruk-buruk lalu
kalian berinfak darinya, padahal kalian sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya dan ketahuilah bahwa Allah
mahakaya dan maha terpuji.” (Al-Baqarah: 267).
Lebih lanjut untuk mengetahui isi buku ini lebih dalam bisa langsung
saja dibeli di toko-toko buku terdekat. Sayangnya, buku ini tidak
dilengkapi dengan profil para penulis sehingga pembaca dipastikan sulit
mengetahui profil mereka.
Identitas Buku
Penulis : Abdullah Al-Mukhlish dkk
Setting : Abdullah Al-Amin
Penerbit : An-Nadwah
Tahun Terbit : 2007
Jumlah Halaman : 79 hlm
Peresensi : Siti Mila Nunuk T (Mahasiswa Stikes ICsada serta calon anggota Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) angkatan 5)